Jangka sorong merupakan alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian dan ketepatan yang sangat baik serta akurat. Sehingga alat ini sering digunakan untuk mengukur berbagai benda, yang umumnya tidak bisa diukur menggunakan penggaris. Lantas, bagaimana cara menghitung ketelitian jangka sorong ? Yuk simak terus supaya tidak salah membacanya.
Tentang Jangka Sorong
Sebelum membahas mengenai cara menghitung dan membaca ketelitian jangka sorong, tentu akan lebih baik apabila mengenal lebih jauh terkait alat ukur satu ini. Secara umum, jangka sorong dipakai untuk mengukur benda yang panjangnya kurang dari 1mm dan tidak bisa diukur menggunakan penggaris. Seperti diameter bola, diameter bagian dalam tabung, dan tebal uang logam.
Alat ukur tersebut pertama kali ditemukan di bangkai kapal Yunani Giglio yang berasal dari abad ke 6 SM. Jangka sorong ini terbuat dari kayu dan memiliki rahang tetap yang dapat digerakkan. Setelah penemuan jangka sorong yang terbuat dari kayu, ditemukan pula jangka sorong dari perunggu.
Menurut catatan, jangka sorong dari perunggu ditemukan pada 9 Masehi dan digunakan untuk mengukur benda benda kecil pada Dinasti Xin di China. Alat ukur ini termasuk slot dan pin, dengan cara menghitung ketelitian jangka sorong yang menggunakan inci serta sepersepuluh inci. Untuk sekarang, jangka sorong yang digunakan adalah hasil temuan Pierre Vernier sebagai perkembangan skala vernier.
Ketelitian Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur untuk mengukur panjang, diameter luar, serta diameter dalam dari suatu benda. Seperti yang telah dijelaskan, alat ukur tersebut lebih sering dipakai untuk mengukur benda yang tidak dapat diukur menggunakan penggaris. Sehingga dapat dikatakan bahwa ketelitian jangka sorong jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan penggaris.
Adapun yang dimaksud dengan tingkat ketelitian sendiri adalah nilai skala paling kecil yang bisa diukur oleh sebuah alat ukur. Dan untuk jangka sorong, nilai skala paling kecilnya adalah 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga menghitung menggunakan jangka sorong menawarkan hasil yang lebih akurat, sebab penggaris hanya mencapai skala paling kecil sebesar 0,1 cm atau 1 mm saja.
Ketelitiannya itulah yang menjadi kelebihan dari jangka sorong. Alhasil alat ukur ini sering dipakai untuk mengukur berbagai benda. Terlebih ukuran jangka sorong termasuk sangat pas untuk dibawa ke mana mana dengan mudah. Tidak heran apabila para pekerja di bidang teknik pun sering mengandalkan jangka sorong sebagai alat ukur.
Lebih sederhana, tingkat ketelitian sebuah alat ukur merupakan kemampuan alat ukur tersebut dalam memberikan hasil pengukuran yang paling mendekati ukuran sebenarnya dari benda yang diukur. Nilai ketelitian jangka sorong sebesar 0,1 mm atau 0,01 cm yang telah disebutkan, diperoleh dari garis skala paling kecil (skala nonius) yang mempunyai jarak 0,1 mm di antara satu sama lain.
Cara menghitung ketelitian jangka sorong yang lebih akurat membuatnya mampu menawarkan kelebihan tersendiri. Seperti jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur kedalaman benda layaknya gelas dan pipa, jangka sorong memiliki diameter dalam, dan jangka sorong mampu dimanfaatkan untuk mengukur diameter luar.
Cara Menggunakan dan Membaca Jangka Sorong
Menggunakan jangka sorong untuk mengukur panjang atau diameter luar dari suatu variabel sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan. Lakukan cek lebih dahulu dan pastikan kedua rahang jangka sorong tertutup rapat. Dimana nantinya skala akan menunjukkan angka nol supaya tidak muncul kesalahan dalam pengukuran, atau yang biasa disebut dengan istilah zero error.
Berikutnya tarik rahang geser ke arah kanan setelah mengendurkan baut pengunci. Silahkan tarik sampai benda yang ingin diukur dapat ditempatkan di antara dua rahang jangka sorong. Setelah memastikan posisi benda ukur sudah sesuai, tarik rahang geser ke arah kiri untuk mengapit benda tersebut. Putar baut pengunci sampai terdengar suara klik dan baca dan hitung hasil pengukuran jangka sorong.
Lalu bagaimana cara menghitung ketelitian jangka sorong dan membaca hasil pengukurannya ? Anda bisa mencatat nilai yang ditunjukkan pada skala utama yang dihasilkan saat mengukur benda. Kemudian perhatikan nilai skala nonius yang sejajar dengan skala utama tersebut.
Tentukan nilainya dengan mengalikan hasil dari skala nonius terhadap 0,1 mm. Selanjutnya jumlahkan nilai pada skala utama dengan skala nonius tersebut. Supaya lebih mudah, anda dapat menggunakan rumus (NST = nilai skala paling kecil dari skala utama : jumlah dari skala nonius).
Sebagai contoh, sebuah jangka sorong dengan jarak dari skala 4 dan 5 adalah 1 cm. Dimana terdapat 10 garis skala di antara skala 4 dan 5 tersebut. Jadi nilai skala paling kecil dari skala utamanya adalah 1 cm : 10 = 0,1 cm, dengan skala paling kecil dari jangka sorong yaitu 0,1 mm atau 0,01 cm.
Setelah itu anda bisa memperhatikan skala nonius. Dimana terdapat 50 garis skala pada skala nonius, sehingga NST dari jangka sorong ialah NST – 0,1 cm : 50 = 0,002 cm atau 0,02 mm. Cara menghitung ketelitian jangka sorong adalah setengah dari skala nonius terkecil, yaitu 0,5 x 0,01 cm = 0,005 cm.
Jadi jangka sorong mempunyai dua skala pembacaan yaitu skala utama atau tetap dan skala nonius. Skala utama atau tetap adalah yang terdapat pada rahang tetap jangka sorong. Sementara skala nonius yaitu skala yang ada pada rahang sorong yang bisa bergeser atau digerakkan.
Demikian penjelasan lengkap mengenai ketelitian jangka sorong. Karena memiliki nilai skala yang kecil, alat ukur ini mampu menghasilkan pengukuran yang sangat akurat. Meski begitu, di sisi lain jangka sorong tetap memiliki kekurangan. Sebab anda tidak dapat menggunakannya untuk mengukur benda yang ukurannya besar. Selain itu, material jangka sorong yang tidak dirawat dapat mengalami pemuaian.
Baca juga postingan terkait jangka sorong: